Kamis, 28 Desember 2023

KONEKSI MATERI - PENDIDIKAN DAN NILAI SOSIAL BUDAYA


Oleh:

Evi Sulistiana

1. Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari topik ini?

Peserta didik ibarat seorang anak yang baru belajar makan, yang harus disuapi oleh gurunya terlebih dahulu. Selain itu, Peserta didik seperti kertas kosong yang bisa kita tulisi sesuai kemauan guru.

Kemudian, proses pengajaran saya di dalam kelas sebelum mempelajari topik ini, diantaranya: 

1. Proses pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) artinya siswa  hanya  menjadi obyek dalam pembelajaran di kelas, karena  saya seringkali menggunakan ceramah sehingga anak hanya diam atau pasif. Ketika anak diminta untuk bertanya, maka mereka diam saja. Dengan kata lain, guru lebih aktif daripada peserta didik.

1. Pembelajaran yang monoton tanpa memperhatikan perbedaan dan  karakteristik peserta didik serta tidak melakukan asesmen diagnostik di awal pembelajaran yaitu untuk mengukur kemampuan awal siswa, karakteristik siswa, gaya belajar, dan kebutuhan belajar peserta didik.

2. Proses pembelajaran satu arah sehingga pembelajaran menjadi tidak bermakna bahkan menjadi tidak menyenangkan bagi murid. 

3. Pembelajaran terfokus pada capaian nilai kognitif dan afektif saja, tetapi mengabaikan psikomotorik peserta didik.

4. Kegiatan pembelajaran yang saya lakukan selalu di dalam kelas tanpa melakukan eksplorasi lingkungan peserta didik atau melakukan destinasi pembelajaran bermakna bersama peserta didik.

 

   2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini

berubah dari pemikiran yaitu :

a. Menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered learning), peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

b. Menghargai setiap perbedaan dan karakteristik peserta didik.  Anak terlahir dengan karakter dan keunikan masing-masing, saya sadar dengan perbedaan ini akan menjadikan pembelajaran lebih berwarna  dimana sebagai pamong saya harus menuntun murid sesuai kodratnya sehingga guru harus memiliki wawasan yang luas dan bersifat adaptable terhadap perbedaan serta perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan.

c. Mengelaborasikan materi pembelajaran dengan sosio kultural peserta didik.

d. Menyadari bahwa guru bukan satu-satunya sumber  belajar. Apapun disekitar kita bisa  digunakan untuk menjadi sumber belajar murid, murid bebas untuk memilih sumber belajar  apa dan dari mana yang akan mereka gunakan untuk  belajar.

e. Pendidik itu menuntun tumbuh dan kembang peserta didik, tercipta dengan pembelajaran yang menyenangkan, menantang bagi mereka. Peserta didik bebas berkreatifitas sesuai dengan tingkat kemampuannya. 

f. Menuntun peserta didik dalam mengembangkan  potensi, bakat dan kemampuan yang dimiliki  ssuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.

Kodrat alam : sifat dan bentuk (konteks sosial budaya)

kodrat zaman: isi dan irama (keterampilan Abad 21 dan nilai-nilai yang tidak bertentangan). ket. berpikir kritis, ket. Kreatifitas, ket. Berkomunikasi ket. berkolaborasi

KHD “Didiklah anak sesuai dengan zaman mereka”.

3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

1. Menerapkan Asas TRIKON Pendidikan sesuai pemikiran KHD.

a. Kontinu : berkelanjutan, dipelajari dan diterapkan (pemahaman bermakna). Pembelajaran sepanjang hayat.

b. Konvergen : multimoda (berbagai sumber tanpa meninggalkan sosio kultural Indonesia).

c. Konsentris : bertitik pusat pada Bhineka Tuggal Ika.

2. Menerapkan konsep merdeka belajar. Berikan kebebasan pada murid dan mengeksplorasi pembelajaran. Dengan adanya sistem among, pengajaran yang guru lakukan yaitu menuntun bukan menuntut, memberikan arahan dan tuntunan agar anak tidak salah arah dan membahayakan dirinya.

a. ing ngarso suntolodo (di depan menjaditeladan/contoh)

b. ing madya mangun karso (di tengah memberisemangat)

c. tut wuri handayani (di belakang memberikandorongan dan arahan)

3. Pendidikan yang mengutamakan aspek budi pekerti mencakup cipta (kognitif), karsa (afektif), karya (psikomotor). Keluarga: pendidikan yang sempurna (watak), teladan, tuntunan, pengajaran orang tua, kemandirian. Hal ini mencakup TRIPUSAT Pendidikan yaitu pendidikan dan pengajaran adalah tanggung jawab bersama yaitu, keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.

4. Pembelajaran sesuai kodrat alam dan kodrat zaman artinya mendidik sesuai kodrat  alam yang dimiliki anak supaya mampu memberikan perlakuan dan tuntunan sesuai dengan karakternya, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan, dan  tetap terbuka  dan selalu mengkuti perkembangan zaman namun tidak bertentangan dengan nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada. 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar